Dalam keadaan mata masih
mengantuk seperti ada 10 jin ngondek bergantung di kelopak mata, badan lemes
seperti atlit baru kena tipes 3 tahun, dan badan bau seperti mandi terakhir 400
sebelum Masehi, aku bangun dari kasur.
Ku buka pintu kamar perlahan, aku keluar kamar di sambut ramainya kicauan burung
tertangga, kemudian sholat Dhuha di depan kamar karena aku bersyukur masih bisa
bangun di tempat yang sama. Kalau saja waktu kita bangun tidur, tapi setelah
keluar kamar kita berada di Jalur Gaza kan bahaya, bukan masalah takut
kebunuhnya, tapi kita akan merasa hina aja Yang lain pakai baju perang kita
pakai baju tidur, parahnya lagi kalau misal kita pakai baju tidur yang anti
mainstream, misal baju sponsor katakanlah ‘’Pop Ice”. Gak asik kan kalau
dipeperangan, tiba tiba misalnya musuh kita keluar pakai baju Pop Ice, pasti tiba
tiba kita merasa haus, dan pengen ngeblender dia.
Kembali ke bangun tidur. Selesai
sholat Dhuha, aku aku masuk ke ruang tengah, karna kamar ku emang di luar
rumah. Aku semacam anak yang gak di anggep, kamar ku dari kardus bekas indomie
yang di rajut pakai kasih sayang. Kasur ku dari tumpukan kertas majalah
Hidayah, biar lebih islami aja sih. Bantal gulingku dari tumpukan kulit sunat
yang aku kumpulkan waktu ada sunatan masal. Aku hina, aku merasa kotor, seperti
Timnas yang sudah lama gak juara.
Setelah masuk ruang tengah, ada
mamaku, ku peluk erat dia, lalu mama berkata, “ Kamu ini siapa?”. Aku kecewa,
aku lari ke hutan, ke pantai, ke gunung, lalu aku capek dan akhirnya kembali
kerumah. Berat badan ku seketika turun 40 kilo, aku mirip goblin di film Harry
Potter. Kalau gak salah sih, ah anggep aja bener. Aku langsung saja duduk di
shofa, ku nyalakan TV pakai indra ke 6,5 dan TV pun menyala. Semua bahagia,
aku, mama, nenek, adik, tetangga semua berpesta karena TV sudah menyala. Tapi
pesta berhenti seketika, ketika channel pertama yang keluar adalah Indosiar.
Kami hening 5 abad.
Channel aku ganti trans7,
ternyata ada spotlite yang sampai sekarang aku gak tau bedanya sama on the spot.
Setelah nonton tv karena aku calon menteri teknologi ilmu stalking, aku nyalain
komputer. Di warnet terdekat. Iya aku nyewa, tapi gak lama, cuman 5 menit.
Cuman untuk latian Start-ShutDown ya itung itung mengenang masa SD. Selesai
dari warnet,aku pulang soalnya baru sadar kalau aku punya laptop sendiri. Aku
memang bodoh, tapi aku bukan cover majalah playboy.
Akhirnya aku nulis cerita ini,
sambil tiduran dan di infus tinta printer. Aku memang gaul, segaul om Rae
Sahetapy di tahun 80 an.
Terimakasih yang uda mampir baca,
kalau mau koment atau follow blog ini, silahkan. Atau kalau mau mampir ke
twitter ku @detikcom juga bisa. Twitterku kedua @luaposeh juga bisa kok ........
Hening .....
No comments:
Post a Comment