Sunday, January 20, 2013

Hari ke-17 : Bangun Tidur Ku, Hina

Dalam keadaan mata masih mengantuk seperti ada 10 jin ngondek bergantung di kelopak mata, badan lemes seperti atlit baru kena tipes 3 tahun, dan badan bau seperti mandi terakhir 400 sebelum Masehi,  aku bangun dari kasur. Ku buka pintu kamar perlahan, aku keluar kamar di sambut ramainya kicauan burung tertangga, kemudian sholat Dhuha di depan kamar karena aku bersyukur masih bisa bangun di tempat yang sama. Kalau saja waktu kita bangun tidur, tapi setelah keluar kamar kita berada di Jalur Gaza kan bahaya, bukan masalah takut kebunuhnya, tapi kita akan merasa hina aja Yang lain pakai baju perang kita pakai baju tidur, parahnya lagi kalau misal kita pakai baju tidur yang anti mainstream, misal baju sponsor katakanlah ‘’Pop Ice”. Gak asik kan kalau dipeperangan, tiba tiba misalnya musuh kita keluar pakai baju Pop Ice, pasti tiba tiba kita merasa haus, dan pengen ngeblender dia.

Kembali ke bangun tidur. Selesai sholat Dhuha, aku aku masuk ke ruang tengah, karna kamar ku emang di luar rumah. Aku semacam anak yang gak di anggep, kamar ku dari kardus bekas indomie yang di rajut pakai kasih sayang. Kasur ku dari tumpukan kertas majalah Hidayah, biar lebih islami aja sih. Bantal gulingku dari tumpukan kulit sunat yang aku kumpulkan waktu ada sunatan masal. Aku hina, aku merasa kotor, seperti Timnas yang sudah lama gak juara.


Setelah masuk ruang tengah, ada mamaku, ku peluk erat dia, lalu mama berkata, “ Kamu ini siapa?”. Aku kecewa, aku lari ke hutan, ke pantai, ke gunung, lalu aku capek dan akhirnya kembali kerumah. Berat badan ku seketika turun 40 kilo, aku mirip goblin di film Harry Potter. Kalau gak salah sih, ah anggep aja bener. Aku langsung saja duduk di shofa, ku nyalakan TV pakai indra ke 6,5 dan TV pun menyala. Semua bahagia, aku, mama, nenek, adik, tetangga semua berpesta karena TV sudah menyala. Tapi pesta berhenti seketika, ketika channel pertama yang keluar adalah Indosiar. Kami hening 5 abad.

Channel aku ganti trans7, ternyata ada spotlite yang sampai sekarang aku gak tau bedanya sama on the spot. Setelah nonton tv karena aku calon menteri teknologi ilmu stalking, aku nyalain komputer. Di warnet terdekat. Iya aku nyewa, tapi gak lama, cuman 5 menit. Cuman untuk latian Start-ShutDown ya itung itung mengenang masa SD. Selesai dari warnet,aku pulang soalnya baru sadar kalau aku punya laptop sendiri. Aku memang bodoh, tapi aku bukan cover majalah playboy.

Akhirnya aku nulis cerita ini, sambil tiduran dan di infus tinta printer. Aku memang gaul, segaul om Rae Sahetapy di tahun 80 an.

Terimakasih yang uda mampir baca, kalau mau koment atau follow blog ini, silahkan. Atau kalau mau mampir ke twitter ku @detikcom juga bisa. Twitterku kedua @luaposeh juga bisa kok ........ Hening .....

No comments:

Post a Comment