Hari ke-14: Antara SPP, Tukang Parkir dan 2 Ibu PKK

Hari ini aku mau bayar SPP. Maunya sih di bank Century, tapi takut tellernya tiba tiba om Abraham Samad. Yauda aku bayar di bank Mandiri aja. Bank nya deket banget dari rumah, kalau jalan 15 menit sampai, kalau ngesot 1 jam sampai, kalau sambil khayang besok baru sampai. Akhirnya aku naik motor aja. Sampai depan bank, aku galau lihat petugas parkirnya. Uda item, sangar tapi dengerin radio lagu Kangen band, Yolanda. Pasti dia jomblo, akhirnya pas dia mau ngasih aku karcis, aku bertanya:

                          

               “Mas, jomblo ya kok sedih?”

Mukanya tiba tiba memerah, giginya tiba tiba menguning, sambil memegang tanganku, dia berkata:

             

               “Iya mas, aku baru aja di putusin lewat MIRC”

Seketika Malang yang ramai, mendadak hening. MIRC itu aplikasi jaman kapan mass?? *tanya ku dalem hati*. Pasti nih orang pacaran ma ABG telat gaul, atau mungkin dia pacaran sama anak raja dari dinasti Ming.

Di depan pintu bank, tiba tiba perasaanku gak enak. ”Deg” ternyata aku kebelet pup..... Yauda berhubung aku cuek aku masuk aja. Di bukain pintu sama satpam, aku berterimakasih, lalu kucium keningnya. Sampai di depan pengisian formulir, aku isi sesuai petunjuk. Petunjuk Allah tapi, jadi aku lama di depan pengisian formulir untuk sholat tahajud. Aku memang orangnya agamis kok, selain agamis aku juga lamis dan klimis. Selesai mengisi formulir, aku ke bagian teller di lantai 2.

Sampai di lantai 2, ternyata sepi, cuman ada 2 pasang ibu ibu memakai baju couple. Aku lalu bersujud syukur. Aku mengantri di ibu ibu couple yang nampaknya dari PKK Ujung Kulon. Satu orang berambut keriting semi gimbal, yang satu lagi memakai kerudung, tapi lengan pendek. Cerdas banget emang ibu ibu PKK satu ini. 15 menit berlalu aku masih tegap ngantri. 15 berikutnya aku mulai kecapekan. 15 selanjutnya aku mati syahid. Lama benerrrr.... Mereka di loket gak sadar kalau ada Edward Cullen versi sakit TBC di belakangnya. Mereka ngomong berdua, seru sekali, aku akhirnya kepo. Ternyata mereka lagi ngomongin Farhat Abbas, cerdas sekali ibu ini, aku salah mengira. 3 menit kemudian pembicaraan mereka berganti ke topik suami yang kena hutang. Deg... dugaanku tidak meleset ternyata. Parahnya orang berdua ini adalah, mereka ngajak ngomong teller juga, jadi kerjanya lama. Ada pembicaraan mereka yang menurut ku awkward bagi teller, yaitu pas teller bertanya:

                                “Buk, ini kembalinya seribu rupiah yaa?”

Ibu gimbal menjawab dengan semangat. “ Seratus ribu juga gak papa kok mbak”. Jangkrik se taman safari pun berbunyi.

Lalu, teller memandangi mereka dengan sinis. Mereka sudah selesai transaksinya, tapi masih nongkrong di samping depan teller. Akhirnya giliran aku tranksaksi dan selesai cepat. Tapi, mungkin karena gak enak lama sama aku, ibu kerudung menoleh ke arahku, dan minta maaf . Lalu kita bertiga berpelukan bagai teletubbies. Tapi teletubbies gak ada yaa yang gimbal, kerudungan, dan mirip orang kena TBC. hehehe

Terimakasih sudah mampir membaca blog ini, silahkan koment atau follow yaa :)