Hari ke-27: Belajar Bahasa Mandarin Pertama Ku

Hari ini aku lagi bingung. Bingung sama hari kemarin, soalnya pengalaman pertama belajar bahasa mandarin. Sebelum kuliah yang ada di kepala ku pasti yang ngajar bahasa entar kakek kakek pengusir vampir di film cina. Tapi kan ini Universitas, bukan padepokan pengusir hantu. Oh... mungkin yang ngajar tacik tacik yang biasanya jualan sembako di pasar, yang ngitungnya masih pake simpoa. Itu semua ada dalam pikiranku saat itu. Aku kelas jam waktu itu siang, jadi sebelum kuliah ada beberapa persiapan, biar cina banget. Soalnya gak lucu aja kalau kita salah kostum misalnya mau belajar ngaji tapi pake baju renang yang ber renda renda lagi. Sebelum kuliah biar cina  banget mataku ku tarik tarik, tujuannya satu biar keliahan sipit. Kedua menggosok kulit dengan batu biar putih, cara ini gak berhasil, akhirnya aku gosok kulit pake lintah aja. Ketiga aku berangkat kuliah pake legging macan tutul, cina banget. 

Tanpa pikir panjang akhirnya aku berangkat ke kampus. Sampai depan kelas, terlihat dari semua teman mukanya pada was was. Mirip cowok pertama kali sunat masal. Soalnya mereka termasuk aku juga pertama kali belajar bahasa mandarin. Ada satu cewek yang tenang tenang aja masuk kelas. Namanya Jovita, dia keturunan cina, tapi walaupun dia cina, dia gak suka bergaul sama vampir kok. Jovita di kelas terlihat seperti nabi yang baru menerima wahyu dari Tuhan, pinter banget. Mahasiswa lainnya seperty kaum kafir quraisy yang butuh pencerahan, kalau aku beda, aku seperti.... seperti Endang Estorina. Pasti aku yakin, apapun yang di sabda oleh Jovita pasti semua bakalan manggut manggut nurut. Kalau aku jadi Jovita sih bakalan aku sesatin semua kafir quraisy itu. MUAHAHAHAHAHAHAHAH.... *hening*

5 menit setelah aku di dalem kelas akhirnya dosennya dateng. Dia memakai kostum tradisional cina, kalau dia langsing pasti mirip putri Chang E gebetan Cu Pat Kai. Tapi ini justru sebaliknya, mirip putri Chang E gagal diet soalnya kebanyakan beli kripik gingsul. Dosen cewek itu namanya sebut saja "Warno" dia pengen di panggil "Lau Tse" kira kira begitu tulisannya. Dia mengajariku bahasa Mandarin dengan santai, gak seperti kebanyakan dosen old skul kebanyakan. Kata dalam bahasa mandarin yang pertama di ajarinya adalah " Ni Hao Ma" yang artinya "apa kabar kamu". Kalau "Ni Ho Mo" itu artinya guyonan kodian yang sekarang nampak garing.

2 jam berlalu, kuliah selesai. Aku merasa pede kalau harus jadi figuran film vampir mandarin. Kuncinya satu, semakin sering kita memakai suatu bahasa dalam kehidupan sehari hari, maka kita akan terbiasa, hingga akhirnya menjadi bisa. Soalnya mandarin itu kalau nge gombal gampang, cukup bilang di speaker masjid, " Wo Ai Ni ".

Ya emang itulah pengalaman kemarin. Kalau ada pengalaman lain silahkan share di koment saja.