Nama aku Fariz. Nasib
dan kotaku sama yaitu Malang. Nasib malangku level tinggi, kalau orang lain
menganggap dirinya bernasib malang pas makan mie ayam pinggir jalan tetiba
kejatuhan tai merpati kalau aku pas makan mie ayam tetiba kejatuhan tai, tapi tai
Dajal. Nasib malang ini selalu mengikutiku setiap hari, bahkan waktu aku audisi
stand up comedy dimana Radityadika dan
Indro warkop yang menjadi juri. Di audisi pertamaku season 2 aku dicut Indro,
diaudisi tahun berikutnya lagi lagi baru semenit uda dicut Indro, dan pada
titik itu aku memutuskan untuk belajar lebih dalam stand up comedy. Tahun 2013 lalu tepatnya pada audisi season 4
perjuangan kerasku membuahkan hasil, diaudisi waktu itu alhamdulillah ada
peningkatan, aku tidak lagi dicut sama Indro tapi dicut sama Radityadika.
Nasibku memang malang
tapi ideku cukup cemerlang. Pada tahun 2014 akan diadakan audisi season 5 sebulan sebelum audisi aku
mengumpulkan teman teman sekomunitas stand
up comedy kota Malang yang ingin mengikuti audisi, dan kita melakukan sharing
secara intensif bareng. Hampir setiap hari kita bercengkrama ditemani dinginnya
kota Malang dan hangatnya segelas kopi hitam. Para senior yang “sukses” pada
audisi sebelum-sebelumnya memberi tips agar lolos audisi. Aku di komunitas ini
cukup senior jadi aku juga memberi tips tentang “bagaimana cara agar gak nangis
dan pura pura tegar pas dicut juri”. Semua yang hadir ingin dapat golden ticket dan berangkat ke Jakarta,
termasuk aku karena bagi comic (stand up
comedian) berangkat ke Jakarta sama “wah” nya seperti berangkat ke Mekkah
pada umat Islam.
26 Novermber 2014 kami
sekomunitas bersama menuju tempat audisi di Surabaya. Kami berangkat pulul 8
pagi dari Malang, perjalanan yang macet parah dan ada anggota komunitas yang
perutnya selalu ingin memadu kasih dengan WC di SPBU menyebabkan kami sampai
Surabaya pukul 11.50, pendaftaran hampir ditutup. Banyaknya orang mengantri dan
Surabaya yang panas membuat perpaduan bau busuk mirip ee’ tapir dan muka
pengantri yang mirip ladang minyak menjadi hal yang wajar. Aku dan temen temen
komunitas akhirnya mendapat nomer antrian dan kami menunggu untuk dipanggil ke
ruang audisi. Sembari menunggu audisi temen-temen menghafal materi komedi yang
akan dibawakan, sedangkan aku bertanya-tanya dalam hati, apakah nasib malang ku
ini tetep menghantui.
Dua teman pertama dari
Malang yaitu Firman dan Ciwid sudah mendapat golden ticket, disusul dengan Dani
yang menjadi salah satu comic favoritku di kota Malang. Mereka bertiga
memberiku motivasi untuk mendapatkan golden ticket juga, dan saat saat yang
ditunggu tiba akupun masuk ruang audisi. Aku deg-degan banget, rasanya kaya mau
ujian nasional matematika tapi pake bahasa Uganda. Pas uda diatas panggung,
kejadian audisi sebelumnya alhamdulillah tidak terjadi, aku tidak dicut oleh Indro
dan aku tidak dicut sama Radityadika tapi dicut mereka bareng. Keluar ruang
audisi aku sedih, sakit rasanya mirip luka gores yang ditetesin bubuk ajinomoto.
Di audisi season 5 ini,
aku tidak mendapat yang aku inginkan tapi mendapatkan apa yang aku butuhkan
yaitu melihat teman teman seperjuangan tampil berdiri dipanggung yang selama
ini kami nanti-nantikan. Nasib malangku ini mungkin sulit dihilangkan tapi aku
yakin, selama kami bersama dan terus latihan suatu saat akan membuahkan hasil
yang membanggakan.
SUCI6 meluo maneh Insya Allah gak di cut...
ReplyDelete:D